Selasa, 20 Januari 2015

1 HARI KELILING JAKARTA

Hari minggu 07-12-2014 yaitu dimana hari itu bertepatan dengan adanya test ujian bahasa jepang atau yang sering disebut noken. Tahun lalu gue udah ikut noken N5 dan Alhamdulillah lulus, sekarang gue ikut test noken N4, jadi noken ini mempunyai 5 tingkatan, dimulai dari tingkat N5 hingga N1. Di bahasa inggris ada ujian yang namanya toefl, nah kalo di bahasa jepang namanya noken. Sekilas tentang apa itu noken, sekarang gue akan menceritakan perjalan gue 1 hari bersama bis. Berawal dari H-1, temen gue Ulfa sms gue “Ky besok jadi nggak naek busway?” langsung gue balas dengan “iya, nunggu jam 7 yak di kampus” setelah jeda 5 menit, Ryan temen sekelas gue sms “Ky lu ke tempat test naik apa? Anak-anak pada naek motor tuh” gue jawab dengan santai “ya mereka enak udah tau jalannya, lah kita kan nggak tau Jakarta, yaudah mending lu ikut gue naek busway” Ryan hanya membalas “Sip”. Betapa kasihannya gue ini yang lahir di Jakarta, namun nggak begitu tau jalan Jakarta. Pernah terjadi gue nyasar di Jakarta, 2013 bulan juli lalu, dari jam 06:00 pagi gue sama temen gue mau beli tiket online di suatu gedung yang letaknya di Jakarta, gue mencari alamatnya dengan seksama, setelah temen gue bilang “Rik kayaknya kita harus muter deh”, setelah gue mendengarkan pertanyaan tersebut, yang ada di pikiran gue tentang jalanan Jakarta yaitu :
  • Banyak polisi
  •  Jalanan puter balik jauh
  •   Lampu merah hampir 5 menit
  •  Penunjuk arah yang nggak gue kenal

Dari semua yang gue pikirkan tentang jalanan Jakarta tersebut, gue pun nekat belok yang entah itu ujungnya dimana. Setelah gue berbelok, gue dipertemukan dengan kemacetan yang sangat mengiris hati, dan setelah gue liat papan, ternyata gue di pasar Tanah Abang, buset dah gue mau ke gedung beli tiket, kenapa malah nyasar pasar Tanah Abang? Temen gue bilang “udah Rik kita cari puteran aja”. Dengan keadaan macet gue sabar menunggu untuk nyari puteran, setelah mendapatkan puteran ternyata macet malah makin parah, dalam hati gue “Alhamdulillah setiap hari nggak harus seperti ini”. Jam sudah menunjukkan waktu 11:00. Buset dah jadi gue ngiterin Jakarta udah 5 jam, dan skak mat di pasar Tanah Abang. Setelah gue keluar dari perangkap tersebut, akhirnya gue mengurungkan niat gue beli tiket ini, dan nitip ke temen aja.

Balik topik cerita, jadi itu alasannya kenapa gue kalo ke Jakarta itu bawaanya takut nyasar terus, dan Alhamdulillah gue punya temen yang udah apal seluk beluk Jakarta. Gue berangkat dari rumah jam 06:07 pagi, dan 15 menit kemudian Ryan sms gue “Ky dimana lo? Gue udah di depan kampus nih” dalam pikiran gue “rajin banget nih orang, gue aja baru berangkat dia udah nyampe, padahal rumah jauhan dia”. Jam 06:35 gue sampai di kampus dan ketemu dengan Ryan, kita langsung parkir motor dan menemui si Ulfa yang juga udah nunggu di kampus, setelah itu Belina datang, akhirnya kita berempat berangkat bersama menuju tempat test yang berada di suatu sekolah yang terletak Salemba. Sesaat sampai di terminal busway, gue, Ryan, dan Belina tidak punya kartu elektrik untuk bisa naik busway, dengan baik hati Ulfa memakaikan kartunya untuk kami bertiga, jadi kesimpulannya 1 kartu buat rame-rame. Di perjalanan, gue mengetahui hal yang baru dalam pikiran gue, yaitu busway juga boleh lewat tol?, sumpah itu hal yang baru gue tau, gue kira busway cuma bisa lewat jalan biasa, ternyata bisa lewat tol, sugoii (hebat). Sesampai kita di tempat test, gue berempat langsung masuk ke ruang test tersebut untuk memeastikan, ini bener atau nggak?, dan setelah dilihat, ternyata bener, Alhamulillah.

Jam 12:45 waktunya pulang, kita masih nongkrong di tempat test tersebut, untuk membicarakan “mau kemana kita hari ini?”. Setelah menunggu hasil diskusi selama setengah jam, akhirnya tujuan kita yaitu Monas, namun sebelum itu kita Sholat terlebih dahulu. Setelah gue Sholat, gue menunggu di depan Masjid untuk menunggu temen gue yang cewek, dan gue menunggu hampir 1 jam, astaga ini cewek sholat apa manasik haji yak, kok bisa lama kayak gini. Niatnya gue mau nekat pulang pake angkot, karna nggak punya kartu busway, tetapi Tuhan berkehendak lain, pas di depan gerbang mereka semua pada selesai Sholat. Gue dan yang lainnya nunggu di gerbang, dan foto untuk mengabadikan bahwa kita telah melaksanakan test ini. #bilangajamaunarsis

Setelah menentukan kita mau kemana hari ini? Dan kita siap untuk jalan-jalan ke monas dengan 8 orang, yaitu gue, Ryan, Ulfa, Oba, Alfi, Nun, Widi, dan Maul, 6 cewek dan 2 cowok, sungguh bingung gue hari ini, bisa jalan yang jumlah cowok lebih sedikit dari jumlah cewek. Tanpa fikir panjang, kita bersembilan menuju halte busway, dan sesampai disana, gue, Ryan, dan Belina nebeng kartu dengan kartunya Oba. Dari saldo yang banyak, karena kita langsung berkurang drastis, malangnya nasib Oba. Di terminal gue dan yang lain menunggu busway dengan sabarnya, sekalinya ada malah penuh atau bukan jalurnya, jadi udah gue bayangkan kalo gue seorang diri jalan-jalan sendiri ke Jakarta, udah nyampe mana gue? Udah di pungut siapa gue? Udah makan makanan bekas siapa hari ini? Dan udah nyampe belom ke tempat tujuan? Mungkin pertanyaan seperti itulah yang 
akan gue jawab sendiri ketika gue memberanikan diri untuk jalan-jalan sendiri keliling Jakarta.

10 menit menunggu, akhirnya busway pun datang, walaupun rame mau nggak mau naek aja, soalnya terik panasnya waktu itu sangat waaahhh... membuat ion dalam diri gue ini drop #cieelah. Di busway gue melihat gedung-gedung pencakar langit yang membuat Jakarta semakin megah, dan gue melihat dengan senyum. Beda banget dengan kehidupan di kampung, yang isinya hanya sawah dan sepeda ontel yang melaju pelan dan sunyi, namun gue malah lebih suka kehidupan di kampung dibandingkan di kota? Alasannya satu, yaitu kemana-mana nggak macet. Bener deh gue paling nggak kuat sama macet, apalagi kalo udah ketemu sama kendaraan bermotor yang udah ngeluarin asep yang bikin gue sesek napas, beh itu udah berasa lagi diri di ruang kedap suara namun dipenuhi dengan asap. Sesek dah nih paru-paru. Aduh... gini nih gue kalo bikin cerita pasti malah nyasar kemana-mana, hehehe #piss.

Pemberentian gue yaitu di terminal Masjid Istiqlal, dan pada saat itu perut gue dan yang lainnya sudah mulai keroncongan, karena setelah stres menjawab soal-soal noken membuat kita pada kelaparan, tak jauh dari terminal, kita melihat ada masakan padang di seberang jalan, dan ternyata ada 2 tempat, namun ada yang lebih hebat lagi, mereka menjual masakan padang dengan tempat bersebelahan, hanya beda nama tempat saja, sungguh persaingan yang sangat ketat di ibu kota ini, sampe menjual yang sama dengan tempat bersebelahan. Gue juga pernah liat juga di daerah Jakarta Timur gue melewati pasar, disana itu ada 1 orang yang menjual makanan ringan dan 5 meter dari tempat tersebut ada juga 1 orang yang menjual makanan ringan yang sama, itu sekitar 100 meter saja terdapat puluhan orang yang menjual makanan ringan yang sama. Memang benar persaingan ekonomi di Jakarta itu sudah mulai sulit.

Kita berdelapan menuju tempat masakan padang yang ada di kiri jalan, semuanya pada mesen yang berbentuk daging, cuma gue doang yang memesan nasi dengan telor dadar. Sumpah masakan padang itu bener-bener enak, apalagi bumbu sayurnya, aduuuhhh lidah ini kerasa makan di restoran, bukannya bermaksud promosi, tapi ini bener-bener enak, maka dari itu gue jarang makan di masakan padang, karna harga sekali makan di masakan padang setara gue makan di warteg selama 3 hari dengan lauk tempe dan sayur labu.

Setelah makan, kita langsung menuju ke Masjid untuk mendirikan Sholat Ashar, karna para kaum hawa sudah mulai tak tahan ingin selfie di Masjid tersebut. Dengan kemegahan Masjid dan lingkungan sekitar yang bagus, kita beristirahat disana terlebih dahulu sambil memanjakan mata pada arsitektur Masjid, sungguh kita berada di Surga dunia. Cuaca disana sudah mulai hujan, dan kami sudah ditakdirkan untuk tetap stay di Masjid. mungkin siang tadi kita berniat untuk jalan-jalan ke Monas, namun kita semua ditakdirkan untuk Wisata Rohani, dan kami semua tidak merasakan kegelisahan karna tidak bisa ke Monas, namun malah senang hati karna bisa berteduh, beristirahat, juga Wisata Rohani di Masjid.

Waktu sudah menunjukan jam 04:48 sore, dan kita mencoba keluar Masjid, ternayata si Oba mengajak kita untuk menunggu City Tour, City Tour ini adalah bis tingkat yang mengajak kita jalan-jalan mengelilingi daerah Jakarta Pusat, juga mendapatkan informasi dari petugas, dan yang lebih keren lagi, bis ini GRATIS. Siapa sih yang nggak mau keliling Jakarta dengan bis tingkat secara gratis? Sungguh hari yang sangat sempurna. Kita duduk di tingkat 2 pada bis, dan ternyata suhu disana sudah menduduki 20 derajat, badan mulai menggigil juga tangan terasa mati rasa, karna suhu yang ekstrem menurut gue. Gue itu gemuk namun kalo dingin dikit pasti mengigil, padahal temen gue pada biasa aja dengan suhu di bis itu, hanya gue yang mengigil. Mulai dari sini gue nggak bisa diem, tujuannya biar nggak kedinginan, gue selfie dengan teman-teman gue, kira-kira ada 30an foto selfie kita. Tapi gue selfie sendiri di sebelah jendela, dan hasilnya gue kayak di foto di London, duduk di bis tingkat sambil menatapi air hujan yang menempel di jendela dan membuat gue teringat akan masa lalu. #lah

Di dalam bis juga ada balita yang digendong oleh ibundanya, dia menengok ke arah gue, dengan refleks gue ingin membuat balita itu ketawa dengan tingkah laku gue, seperti menjelek-jelekan muka, bersuara kucing, dsb. Dan Alhamdulillah balitanya pun tertawa, dan gue seneng udah bisa bikin ketawa balita, gue aja bisa bikin ketawa balita apalagi kamu. #gombalcoeg
Kita kembali ke Masjid lagi untuk menunaikan Sholat Maghrib, dan beristirahat sejenak, setelah itu kita kembali ke halte busway untuk pulang, karna sudah malem, dan besok pagi masuk jam 7 pagi, astaga ini liburan paling enak namun di ending kita harus terburu-buru. Gue seperti biasa nebeng kartu Oba untuk yang terakhir kalinya, dan kami menunggu bis selama 30 menit, alasannya masih seperti yang sudah gue bilang tadi, yaitu penuh dan bukan jalurnya. Akhirnya 30 menit telah kita lewati dengan ngobrol-ngorol dan kita langsung menaiki busway yang lumayan penuh. Dan kita pulang sampai rumah dengan selamat. Alhamdulillah. 

2 komentar:

Anonim mengatakan...

mantap

Dewi Ayu Saraswati Ishaq mengatakan...

selalu nulis blog mantap

 
;