Hari minggu 07-12-2014 yaitu dimana hari itu
bertepatan dengan adanya test ujian bahasa jepang atau yang sering disebut noken. Tahun lalu gue udah ikut noken N5 dan Alhamdulillah lulus,
sekarang gue ikut test noken N4, jadi
noken ini mempunyai 5 tingkatan,
dimulai dari tingkat N5 hingga N1. Di bahasa inggris ada ujian yang namanya toefl, nah kalo di bahasa jepang namanya
noken. Sekilas tentang apa itu noken, sekarang gue akan menceritakan
perjalan gue 1 hari bersama bis. Berawal dari H-1, temen gue Ulfa sms gue “Ky
besok jadi nggak naek busway?” langsung gue balas dengan “iya, nunggu jam 7 yak
di kampus” setelah jeda 5 menit, Ryan temen sekelas gue sms “Ky lu ke tempat
test naik apa? Anak-anak pada naek motor tuh” gue jawab dengan santai “ya
mereka enak udah tau jalannya, lah kita kan nggak tau Jakarta, yaudah mending
lu ikut gue naek busway” Ryan hanya membalas “Sip”. Betapa kasihannya gue ini
yang lahir di Jakarta, namun nggak begitu tau jalan Jakarta. Pernah terjadi gue
nyasar di Jakarta, 2013 bulan juli lalu, dari jam 06:00 pagi gue sama temen gue
mau beli tiket online di suatu gedung
yang letaknya di Jakarta, gue mencari alamatnya dengan seksama, setelah temen
gue bilang “Rik kayaknya kita harus muter deh”, setelah gue mendengarkan
pertanyaan tersebut, yang ada di pikiran gue tentang jalanan Jakarta yaitu :
- Banyak polisi
- Jalanan puter balik jauh
- Lampu merah hampir 5 menit
- Penunjuk arah yang nggak gue kenal
Dari semua yang gue pikirkan tentang jalanan Jakarta
tersebut, gue pun nekat belok yang entah itu ujungnya dimana. Setelah gue
berbelok, gue dipertemukan dengan kemacetan yang sangat mengiris hati, dan
setelah gue liat papan, ternyata gue di pasar Tanah Abang, buset dah gue mau ke
gedung beli tiket, kenapa malah nyasar pasar Tanah Abang? Temen gue bilang
“udah Rik kita cari puteran aja”. Dengan keadaan macet gue sabar menunggu untuk
nyari puteran, setelah mendapatkan puteran ternyata macet malah makin parah,
dalam hati gue “Alhamdulillah setiap hari nggak harus seperti ini”. Jam sudah
menunjukkan waktu 11:00. Buset dah jadi gue ngiterin Jakarta udah 5 jam, dan
skak mat di pasar Tanah Abang. Setelah gue keluar dari perangkap tersebut,
akhirnya gue mengurungkan niat gue beli tiket ini, dan nitip ke temen aja.
Balik topik cerita, jadi itu alasannya kenapa gue
kalo ke Jakarta itu bawaanya takut nyasar terus, dan Alhamdulillah gue punya
temen yang udah apal seluk beluk Jakarta. Gue berangkat dari rumah jam 06:07
pagi, dan 15 menit kemudian Ryan sms gue “Ky dimana lo? Gue udah di depan kampus
nih” dalam pikiran gue “rajin banget nih orang, gue aja baru berangkat dia udah
nyampe, padahal rumah jauhan dia”. Jam 06:35 gue sampai di kampus dan ketemu
dengan Ryan, kita langsung parkir motor dan menemui si Ulfa yang juga udah
nunggu di kampus, setelah itu Belina datang, akhirnya kita berempat berangkat
bersama menuju tempat test yang berada di suatu sekolah yang terletak Salemba.
Sesaat sampai di terminal busway, gue, Ryan, dan Belina tidak punya kartu
elektrik untuk bisa naik busway, dengan baik hati Ulfa memakaikan kartunya
untuk kami bertiga, jadi kesimpulannya 1 kartu buat rame-rame. Di perjalanan,
gue mengetahui hal yang baru dalam pikiran gue, yaitu busway juga boleh lewat
tol?, sumpah itu hal yang baru gue tau, gue kira busway cuma bisa lewat jalan
biasa, ternyata bisa lewat tol, sugoii
(hebat). Sesampai kita di tempat test, gue berempat langsung masuk ke ruang
test tersebut untuk memeastikan, ini bener atau nggak?, dan setelah dilihat,
ternyata bener, Alhamulillah.
Jam 12:45 waktunya pulang, kita masih nongkrong di
tempat test tersebut, untuk membicarakan “mau kemana kita hari ini?”. Setelah
menunggu hasil diskusi selama setengah jam, akhirnya tujuan kita yaitu Monas,
namun sebelum itu kita Sholat terlebih dahulu. Setelah gue Sholat, gue menunggu
di depan Masjid untuk menunggu temen gue yang cewek, dan gue menunggu hampir 1
jam, astaga ini cewek sholat apa manasik haji yak, kok bisa lama kayak gini.
Niatnya gue mau nekat pulang pake angkot, karna nggak punya kartu busway,
tetapi Tuhan berkehendak lain, pas di depan gerbang mereka semua pada selesai
Sholat. Gue dan yang lainnya nunggu di gerbang, dan foto untuk mengabadikan
bahwa kita telah melaksanakan test ini. #bilangajamaunarsis
Setelah menentukan kita mau kemana hari ini? Dan
kita siap untuk jalan-jalan ke monas dengan 8 orang, yaitu gue, Ryan, Ulfa, Oba,
Alfi, Nun, Widi, dan Maul, 6 cewek dan 2 cowok, sungguh bingung gue hari ini,
bisa jalan yang jumlah cowok lebih sedikit dari jumlah cewek. Tanpa fikir
panjang, kita bersembilan menuju halte busway, dan sesampai disana, gue, Ryan,
dan Belina nebeng kartu dengan kartunya Oba. Dari saldo yang banyak, karena
kita langsung berkurang drastis, malangnya nasib Oba. Di terminal gue dan yang
lain menunggu busway dengan sabarnya, sekalinya ada malah penuh atau bukan
jalurnya, jadi udah gue bayangkan kalo gue seorang diri jalan-jalan sendiri ke
Jakarta, udah nyampe mana gue? Udah di pungut siapa gue? Udah makan makanan
bekas siapa hari ini? Dan udah nyampe belom ke tempat tujuan? Mungkin pertanyaan
seperti itulah yang
akan gue jawab sendiri ketika gue memberanikan diri untuk
jalan-jalan sendiri keliling Jakarta.
10 menit menunggu, akhirnya busway pun datang,
walaupun rame mau nggak mau naek aja, soalnya terik panasnya waktu itu sangat
waaahhh... membuat ion dalam diri gue ini drop #cieelah. Di busway gue melihat
gedung-gedung pencakar langit yang membuat Jakarta semakin megah, dan gue
melihat dengan senyum. Beda banget dengan kehidupan di kampung, yang isinya
hanya sawah dan sepeda ontel yang melaju pelan dan sunyi, namun gue malah lebih
suka kehidupan di kampung dibandingkan di kota? Alasannya satu, yaitu
kemana-mana nggak macet. Bener deh gue paling nggak kuat sama macet, apalagi
kalo udah ketemu sama kendaraan bermotor yang udah ngeluarin asep yang bikin
gue sesek napas, beh itu udah berasa lagi diri di ruang kedap suara namun
dipenuhi dengan asap. Sesek dah nih paru-paru. Aduh... gini nih gue kalo bikin
cerita pasti malah nyasar kemana-mana, hehehe #piss.
Pemberentian gue yaitu di terminal Masjid Istiqlal,
dan pada saat itu perut gue dan yang lainnya sudah mulai keroncongan, karena
setelah stres menjawab soal-soal noken
membuat kita pada kelaparan, tak jauh dari terminal, kita melihat ada masakan
padang di seberang jalan, dan ternyata ada 2 tempat, namun ada yang lebih hebat
lagi, mereka menjual masakan padang dengan tempat bersebelahan, hanya beda nama
tempat saja, sungguh persaingan yang sangat ketat di ibu kota ini, sampe
menjual yang sama dengan tempat bersebelahan. Gue juga pernah liat juga di
daerah Jakarta Timur gue melewati pasar, disana itu ada 1 orang yang menjual
makanan ringan dan 5 meter dari tempat tersebut ada juga 1 orang yang menjual
makanan ringan yang sama, itu sekitar 100 meter saja terdapat puluhan orang
yang menjual makanan ringan yang sama. Memang benar persaingan ekonomi di
Jakarta itu sudah mulai sulit.
Kita berdelapan menuju tempat masakan padang yang
ada di kiri jalan, semuanya pada mesen yang berbentuk daging, cuma gue doang
yang memesan nasi dengan telor dadar. Sumpah masakan padang itu bener-bener
enak, apalagi bumbu sayurnya, aduuuhhh lidah ini kerasa makan di restoran,
bukannya bermaksud promosi, tapi ini bener-bener enak, maka dari itu gue jarang
makan di masakan padang, karna harga sekali makan di masakan padang setara gue
makan di warteg selama 3 hari dengan lauk tempe dan sayur labu.
Setelah makan, kita langsung menuju ke Masjid untuk
mendirikan Sholat Ashar, karna para kaum hawa sudah mulai tak tahan ingin selfie di Masjid tersebut. Dengan
kemegahan Masjid dan lingkungan sekitar yang bagus, kita beristirahat disana
terlebih dahulu sambil memanjakan mata pada arsitektur Masjid, sungguh kita
berada di Surga dunia. Cuaca disana sudah mulai hujan, dan kami sudah
ditakdirkan untuk tetap stay di
Masjid. mungkin siang tadi kita berniat untuk jalan-jalan ke Monas, namun kita
semua ditakdirkan untuk Wisata Rohani, dan kami semua tidak merasakan
kegelisahan karna tidak bisa ke Monas, namun malah senang hati karna bisa
berteduh, beristirahat, juga Wisata Rohani di Masjid.
Waktu sudah menunjukan jam 04:48 sore, dan kita
mencoba keluar Masjid, ternayata si Oba mengajak kita untuk menunggu City Tour,
City Tour ini adalah bis tingkat yang mengajak kita jalan-jalan mengelilingi
daerah Jakarta Pusat, juga mendapatkan informasi dari petugas, dan yang lebih
keren lagi, bis ini GRATIS. Siapa sih yang nggak mau keliling Jakarta dengan
bis tingkat secara gratis? Sungguh hari yang sangat sempurna. Kita duduk di
tingkat 2 pada bis, dan ternyata suhu disana sudah menduduki 20 derajat, badan
mulai menggigil juga tangan terasa mati rasa, karna suhu yang ekstrem menurut
gue. Gue itu gemuk namun kalo dingin dikit pasti mengigil, padahal temen gue
pada biasa aja dengan suhu di bis itu, hanya gue yang mengigil. Mulai dari sini
gue nggak bisa diem, tujuannya biar nggak kedinginan, gue selfie dengan teman-teman gue, kira-kira ada 30an foto selfie kita. Tapi gue selfie sendiri di sebelah jendela, dan
hasilnya gue kayak di foto di London, duduk di bis tingkat sambil menatapi air
hujan yang menempel di jendela dan membuat gue teringat akan masa lalu. #lah
Di dalam bis juga ada balita yang digendong oleh
ibundanya, dia menengok ke arah gue, dengan refleks gue ingin membuat balita
itu ketawa dengan tingkah laku gue, seperti menjelek-jelekan muka, bersuara
kucing, dsb. Dan Alhamdulillah balitanya pun tertawa, dan gue seneng udah bisa
bikin ketawa balita, gue aja bisa bikin ketawa balita apalagi kamu. #gombalcoeg
Kita kembali ke Masjid
lagi untuk menunaikan Sholat Maghrib, dan beristirahat sejenak, setelah itu
kita kembali ke halte busway untuk pulang, karna sudah malem, dan besok pagi
masuk jam 7 pagi, astaga ini liburan paling enak namun di ending kita harus terburu-buru. Gue seperti biasa nebeng kartu Oba
untuk yang terakhir kalinya, dan kami menunggu bis selama 30 menit, alasannya
masih seperti yang sudah gue bilang tadi, yaitu penuh dan bukan jalurnya.
Akhirnya 30 menit telah kita lewati dengan ngobrol-ngorol dan kita langsung
menaiki busway yang lumayan penuh. Dan kita pulang sampai rumah dengan selamat.
Alhamdulillah.
2 komentar:
mantap
selalu nulis blog mantap
Posting Komentar