Minggu tanggal 13 Oktober 2013
atau lebih tepatnya H-2 Hari Raya Idul Adha, gue di hari itu ada kegiaran touring
bersama komunitas gue. Walaupun beranggotakan masih bisa hitungan jari tapi
selama gue di komutas ini gue merasa nyaman dan bisa curhat kepada
anggota-anggotanya (ini komunitas touring apa komunitas galau) ok bagian tadi
lupakan. Di hari Minggu yang cerah ini gue bangun jam 04:00 untuk mandi, karena
gue udah prediksi pasti setalah Sholat Subuh gue pasti akan tidur lelap lagi,
makanya gue mandi lebih awal, dan prediksi gue itu ternyata benar, gue bangun
saat temen gue Uno dateng kerumah gue, “Riky... Riky... Assalamualaikum” untung
dia nggak nyaut seperti ini “Riky Riky... main yuukkk “ gue langsung bangun dan
menghamnpiri dia “ada apa Muk dateng pagi pagi kerumah gue” gue bertanya dengan
nada setengah nyawa “lu lupa, sekarang kan ada kegiatan touring, ah bise aje” jawab
dia sambil ketawa “oiya bener, gue siap-siap dulu ya Muk “sambil lari ke kamar,
dan gue bisa cepet rapi-rapi dikarenakan gue sudah mandi pagi, jadi gue nggak
usah mandi lagi.
Gue
mempersiapkan semua untuk siap pergi touring hari ini, dan sebelum pergi tak
lupa gue minta doa restu sama nyokap gue tercinta “ma aku pergi dulu ya” sambil
salim “pergi kemana?” masih dalam keadaan salim “mau ke puncak, sambil touring
gitu” nyokap gue melihat dandanan gue udah kayak mau sulap ingin bakar diri,
dikarenakan costume yang gue pakai itu sangatlah tebal dan safety. Dan gue memakai dasi Pramuka untuk menjadi slayer, nyokap
gue ketawa sambil bilang “kamu mau turing apa mau Pramukaan” Ok sesi disini
diselesaikan dulu dengan gue lari kedepan untuk menghampiri temen gue yang udah
dikerubutin nyamuk karna gue kelamaan di dalam “de ini bawa bubur buat sarapan”
saut nyokap sambil bawa bubur,“ok maaaa, Assalamualaikum” “Waalaikumsalam “
jawab nyokap di dalam rumah.
Gue
dan Uno langsung ke tempat Kopdar (kopi darat/beskem). Karena semuanya sudah
pada menunggu disana dengan nyamuk
menyerang badan mereka. Dan lagi lagi karena gue yang dateng telat,
sesampai disana gue langsung sarapan. Karena kalo tidak sarapan gue akan
menggila saat di perjalan nanti sambil berteriak “Aku Lapar, Aku Ingin Minum”
..... “heninggggg....”
Dan
tak lama kemudian gue menghabiskan sarapan gue dan sebelum kita touring kita
berdoa bersama untuk keselamatan dan memakai pakaian yang sangat rapat dan safety seperti layaknya pesulap yang
ingin bakar diri. Kita langsung berangkat dengan posisi yang semalam sudah
direncanakan. Di perjalanan kami saling memberikan tanda-tanda seperti
berhenti, ada rintangan, belok kanan, belok kiri, dsb. Sesampai kita di Bogor
kita banyak bertemu dengan komunitas touring lainnya, sehingga kami sering
menyalakan klakson untuk saling menyapa, dan masih di Bogor juga kita berhenti
di pom bensin, karena sudah hampir keabisan bensin, dan juga temen gue Anjas
atau biasa dipanggil Kuple ini kebelet mau pipis.
Setalah
menunggu teman teman yang mengisi bensin, dan menunggusi Kuple keluar dari
kamar mandi, akhirnya kita melanjutkan perjalanan yang masih ¾ jalan lagi, karena
tujuan touring kami hari ini yaitu ke Puncak. Kami pun jalan dengan posisi
seperti tadi, sesampinya kita di perbatasan Bogor, banyak polisi yang sudah
menjegat di depan lampu merah atau bisa dibilang sedang ada razia, temen gue si
Hazel atau si pembuat kata yang populer di komunitas kita dengan sebutan “Ah
Bise Aje” ini memberikan tanda agar berhenti di belakang garis stop (garis yang
putih-putih itu tuh kalo ada di lampu merah) gue pun langsung mengerem motor
dengan kuatnya, dan pas banget gue tidak mengenai garis stop itu. Namun di sebelah
gue bernasib malang, karna dia saking cepetnya sehingga dia tidak bisa
mengerem, lalu berhenti di depan garis stop dan langsung di panggil polisi.
Sungguh hebatnya pemimpin jalan
kita si Hazel ini, bagaimana jika dia tidak memberikan tanda, mungkin
anggota-anggota semua sudah pada digeret ke polisi, dan bertahan hidup disana
selama polisi mau, Thank You Hazel :*
Kita
berhenti di sebelah mini market, karena jalannya yang macet dan kita pun juga mulai
lelah (mulai lelah mulai lelah #SambilJoget) disana kita foto foto dulu untuk
dokumentasi, saat foto foto di sebelah mini market kita diliatin oleh
orang-orang. Mungkin menurut orang sekitar, kita itu bagaikan orang-orang yang
bermodal motor dan pakaian tebel plus safety
ini bercita cita jadi model majalah motor. #lupakan
Waktu
istirahat selesai, dan kita melanjutkan perjalan kita, walaupun di Puncak ramai
lancar, tetapi kita masih tetep kuat untuk terus melaju sampai atas. Walaupun
dengan masalah motor Uno ini hampir tidak kuat untuk menanjak, dengan strategi
gue, gue memainkan gas agar kuat melaju di jalan yang menanjak ini. Dan di
kemacetan ini gue dan yang lain menyalip-nyalip ke sebelah kanan mobil, kecuali
si Nanda yang memakai set box (box/kotak
yang ada di kanan-kiri motor) dia harus memperikirakan jarak antara mobil dari
kanan dan mobil dari kiri, karna motor dia lebarnya udah kaya mobil penganten,
jadi dia agak susah untuk menyalip di keadaan macet karena takut nyangkut ke
mobil orang. Dan hebatnya si Nanda bisa mengendalikan itu semua, dan dari kita
semua tidak ada yang ketinggalan hingga tujuan kita, yaitu Kebun Teh di Gunung
Mas. Sesampi di tujuan, ternyata tanpa dugaan kita, cuaca
disana sedang hujan, kita langsung cari tempat berteduh agar bisa meneduh (that’s good idea). Setelah mencari cari
tempat teduh, akhirnya kita meneduh di warung kopi dan kita langsung lari ke
warung kopi tersebut untuk berteduh. Di warung kopi tersebut kita makan mie,
minum kopi dan ngemil, terkecuali Hazel yang membawa bekel sendiri dari
rumahnya. Saat bekelnya sudah habis dimakan, dia ternyata mesen mie lagi,
betapa hebatnya orang seperti Hazel ini.
Kita
menunggu hujan yang turun secara keroyokan ini dengan obrolan-obrolan yang di
sela-sela obrolan itu dengan candaan khas masing masing, seperti Hazel yang
memakai candaan yang khas buatannya, yaitu “Ah Bise Aje” atau Uno yang suka
foto-foto saat kita lagi nggak action, atau Nanda dengan bahasanya yang
dewasa, atau Aldian dengan mengejek si Kuple
terus terusan, atau Ucup (anak dance berjamur yang ikut touring) dengan sering
foto-foto alay dengan efek bibir kunyit via I-Pad, atau gue yang dari tadi pagi
yang kebelet pipis, kami beda namun tetap bersama, seperti Bhineka Tunggal Ika.
Hujan
yang telah mengguyur kota Bogor selama kurang lebih 2 ½ jam ini membuat kita
kelamaan bercanda di warkop, dan abang-abangnya lelah menunggu dan berfikir “ini
orang kapan bayarnya?” setelah hujannya selesai dan sekarang tinggal gerimis,
kita sepakat untuk ke bawah dan foto-foto di kebun teh. Perjalan kita tersendat
karena jalananya untuk motor cross, dan kami jalan pelan-pelan agar ban kita tidak
meledak saat jalan di tempat yang ekstrem itu. Sesampai di sana kita foto-foto
bersama kuda besinya (Motor) masing masing, terkecuali gue dan Ucup yang tidak
membawa motor. Walaupun gue nggak bawa kuda besi sendiri, seengaknya gue selalu
membawa banner K-ON (band dari Jepang),
karena kecintaan gue dengan K-ON itu bagaikan gue mecintai hobi gue. Ok lanjut
ke cerita kita foto-foto selama 20 menit. Dan diliatain sama orang sekitar dan
orang Arab, kita mah enjoy aja.
Karena
waktu sudah sore kita ada rencana untuk pulang, karna takut pulangnya kemaleman
(lagi). Saat sudah di pintu masuk tanpa diduga jalan menuju pulang itu di tutup
dan macet total, dan si Hazel menyimpulkan bahwa kita naik lagi untuk ke warkop
di deket Rindu Alam. Saat sampai disana kita langsung masuk ke warkop yang sepi
dan paling berisik dengan lagu DJ, gue membeli cilok di depan warung, Uno
membeli susu soda, Hazel beli kopi susu, dan yang hebat si Aldian, dengan hawa
yang dingin dia malah memesan es teh. #GoodMan
Gue
nggak tau susu soda tuh kayak gimana rasanya, dan gue mengira susu soda itu
ber-akohol, “eh gan mau nyobain kagak nih susu soda, enak banget deh, ah bise
aje lu”kata Hazel yang mengasih gelas yang berisikan susu soda “ini ber-akohol
nggak Zel” gue nanya sambil memasang tampang anak SD “yeee udeh slow aje,
kayak ginian mah kagak ada alkoholnye,
ah bise aje lu gan” jawab Hazel sambil senyum dikit. Gue sama Hazel itu udah
kayak anak Kaskus gitu, pengganti dari kata “lu” sama “gue” di ganti dengan “gan”
dan “ane” layaknya anak Kaskuser, dan hebatnya kita berdua nggak punya akun
Kaskus. #lupakan
Setelah
gue meyakinkan bahwa susu soda itu tidak ber-alkohol, si Uno temen gue
menaruhkan soda yang berwarna bening itu ke dalam gelas yang sudah berisi susu
putih (gue nggak tau susu sapi apa susu onta) itu, dan dia mengaduk bagaikan
tukang jamu yang sering lewat di depan rumah gue “eh Rik lu mau nyobain nggak
nih, enak loh” sambil memberikan gelas sambil senyum senyum bagaikan gue nanti
akan dicium paksa, dengan kuatnya jiwa gue dan semangat rohani gue, gue memberanikan
untuk meminum susu soda itu “glekkk gleeekkk glllleeekk” gue minum “buset dah
rasanya enak banget ternyata dari apa yang gue bayangkan sebelum gue
meminumnya, jadi ini sebuah rasa yang selama ini gue masih meragukan” dan
akhirnya gue menenggak 2 kali.
Dan
karna jalanan belum juga di buka, kita pun fix untuk menunggu sambil foto-foto
(lagi), namun kali ini beda, yaitu foto di atas warkop yang suasana di bawahnya
itu keren banget kayak matras hijau mengelilingi kita, padahal yang hijau-hijau
itu adalah kebun teh. Kita foto-foto dengan wajah riang terkecuali Anjas yang
foto dengan gaya galau, atau dengan posisi duduk di pinggiran sambil melihat
bukit dengan kacamatanya yang kegedean itu dia foto dengan galaunya. Kalau
menurut gue, si Anjas ini sedang memikirkan sesampai dirumah dia harus nyuci
baju dan push up agar badannya tebentuk.
15 menit
berlalu dengan begitu cepatnya, sehingga jalan pun sudah dibuka. Jadi kita
siap-siap untuk jalan pulang. Setelah kita mau berangkat, ada kendala yang
menimpa Hazel “aduuuuhhh aki gue soak” sambil melihat lampu utamanya yang mati
dengan tenang, yang gue bingung, kenapa akinya bisa soak, padahal motornya tadi
sehat sehat aja, setelah mau dipake akinya soak sendiri, kenapa itu bisa
terjadi? #lupakan
Si Nanda
ber-anggapan “udah Zel kita nyari pom bensin, dan ini kan masih sore jadi nggak
apa apa nggak pake lampu utama”, “ok deh, ah bise aje” jawab Hazel sambil
memamerkan jempolnya yang kotor abis megang lumut. Si Ucup dan Aldian membuka
jalan untuk kita dari warkop tadi hingga menuju pom bensin terdekat. Karena
bensin gue sama Hazel sudah sekarat, kita pun beli bensin dulu untuk bisa
melanjutkan perjalanan pulang. Sambil menunggu Hazel dan Uno yang beli bensin,
gue dan yang lain menunggu di depan, nggak lama kemudia ada 2 cewek melintas di
depan Ucup, dia langsung bilang “bisa kali gue gonceng di tengah” ini adalah
kelakuan yang tersimpan dalam diri Ucup, yaitu jago masalah menaklukan hati
para cewek, dari mulai yang kecil, yang muda, hingga janda dan manula, sungguh
hebat teman saya yang satu ini. #GoodMan
Menunggu
selama 5 menit dan ternyata gue, Anjas, dan Nanda kebelet pipis, akhirnya kita
nambah waktu istirahat lagi dengan menunggu kita ber-3 pipis bareng di kamar
mandi pom bensin. Nggak lama kemudian kita
langsung menghampiri teman-teman kita yang sudah di lalerin di depan pom bensin
#lupakan. Kita langsung melanjutkan perjalanan pulang dengan Ucup dan Aldian
membuka jalan (lagi) untuk kita.
Waktu
sudah menunjukan sholat Magrib. Dan kita mencari pom bensin (lagi) untuk
berhenti sejenak, perut gue agak kembung karna minum susu soda tadi “woy gaaann
ane pup dulu gaaan” saut gue ke Hazel yang sedang ngaca di depan kamar mandi “iyeeee
gan slow aje” jawab dia sambil senyum. Setelah gue ke kamar mandi, membuka pintu
kamar mandi, ternyata jamban yang dipake oleh pom bensin ini adalah jamban
duduk #hening #lupakan.
Tidak
melanjutkan cerita tentang jamban lagi, akhirnya kita melanjutkan perjalannya dengan
keadaan gelap atau malam. Di perjalanan kita semua pada merasakan keroncongan,
apakah kita mulai lapar (mulai lapar mulai lapar #SambilJoget). Dan seperti
biasa kita berhenti di pom bensin (terakhir) untuk istirahat (terakhir), dan
makan (terakhir). Si Nanda nyebrang jalan untuk memesan martabak keju, dan gue
pun ke kamar mandi untuk melakukan yang mungkin kalian tau. Setelah gue balik
dari kamar mandi dan jalan menuju teman-teman gue yang sudah menunggu di depan,
ternyata mereka sudah start dulu untuk masalah makan, dan gue kesisaan 2
martabak (lu mayan deh daripada lu manjat) setelah makan selesai, kita ingin
lanjutkan perjalanan, namun ada masalah di Anjas ini, ternyata kunci kuda besi
nya menghilang, teman-teman yang lain pada ketawain, gue yakin ini akal bulus
mereka semua, persentase untuk mencari kunci di pinggir jalan dengan keadaan
gelap itu hanya 18,5%, dan sisa persentasenya diumpetin.
Si Anjas
mencari kesana-kemari untuk mencari kunci, dan dia menggunakan alat bantu
senter HP, dan hasilnya 0 “aduh mana nih kunci gue ilang, gue udah cari di
motor, di jalan, hingga di got-got” dia mengeluh sambil megang kepalanya yang
berambut kerimis ke kanan seperti mas-mas yang magang di mini market selama 2
hari “udah cari aja lagi Njas” saut Nanda, pas dia cari-cari kebelakang sana,
dan dia ngecek di motor lagi, ternyata ada. Inilah kelakuan yang nggak bagus,
disini kita diajarkan untuk menjaga barang-barang kita, jangan sampai di ambil
orang. #salamsuper
Dan
setelah ketemu kuncinya si Anjas, kita pun melanjutkan sampai tempat kopdar,
dan sesampainya disana kita tutup dengan Doa. #Alhamdulillah
Namun
masih ada satu pertanyaan yang masih ada dipikiran gue, kenapa gue nggak beli
slayer batik disana? (kalian bingung, apalagi gue yang baru keingetan saat
nulis tulisan ini)
0 komentar:
Posting Komentar